Monday, March 30, 2015

Tari Piring : Tarian yang Sangat Terkenal dari Minangkabau

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek.

Sejarah

Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

Gerakan

Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.

Randai : Bercerita Melalui Gerakan Khas Minang



Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang[1].
Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam Randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri.
Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.
Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.

Wisata yang Eksisable Banget

Tidak hanya mencari tempat yang nyaman dan oke untuk kumpul bareng teman, relasi, dan keluarga. Wisata yang memiliki tempat unik dan menarik juga menjadi salah satu pilihan untuk liburan. Di bawah ini ada beberapa wisata yang #eksisable sekarang ini

Tebing Keraton (Bandung)

 

Kawah Putih (Bandung)

 

Punclut (Bandung)

 

Bukit Nobita (Padang)

 

Green Market (Padang)


Kuliner Keliling On Instagram

Wisata kuliner sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di dalam diri sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak hanya sengaja singgah ke cafe, resto, atau jajanan kaki lima untuk makan dan merasakan taste-nya melainkan juga bermain dengan #eksismasakini ala remaja Indonesia. Selfie + Foto Makanan dan Minuman = Posting Instagram #eksismasakini.

Tempat yang dipilih tidak hanya tempat yang sekedar nyaman, tapi juga yang sedang eksis di instagram. Katanya sih ngga mau kalah dengan yang lain. By the way, saya punya beberapa cafe, resto, dan jajanan kaki lima yang sekarang lagi eksis.

Rocca (Bandung)

Rocca & CO merupakan salah satu Resto yang terletak di Jl.  Progo, Bandung.


Waroeng Distrik Premier (Bandung)

Waroeng Distrik Premier menjadi salah satu tempat nongkrong yang favorit bagi pencinta es krim. Tempat kuliner yang terletak di Jl. Pelajar Pejuang, Bandung ini mengusung konsep kaki lima.

Warunk Upnormal (Bandung)

Warunk Upnormal menjadi salah satu pilihan mahasiswa untuk nongkrong. Selain harga sesuai dengan kantong, makanan yang disajikan juga sangat bervariasi. Tempat kuliner ini terletak di Jl. Suci dan Jl. Cihampelas Bandung.

 D' Relazion (Solok)

 D' Relazion menjadi salah satu ikon kuliner di Kota Solok yang terletak di daerah Lukah Pandan, Solok (komplek tribuwana computer).